Sajak "P A L S U"
Oleh:
Oleh:
Sastrawan palsu (kx’ chxx)
Selamat pagi pak, met pagi bu,
ucap anak sekolah dengan sapaan dan jabat tangan palsu.
Lalu merekapun belajar sejarah palsu dari buku-buku palsu.
Di akhir sekolah mereka terperangah
melihat hamparan nilai mereka yang palsu.
Karena tak cukup nilai, maka berdatanganlah mereka
ke rumah-rumah bapak dan ibu guru
untuk menyerahkan amplop berisi perhatian dan rasa hormat palsu.
Sambil tersipu palsu dan membuat tolakan2 palsu,
akhirnya pak guru dan bu guru terima juga amplop itu sambil berjanji palsu
untuk mengubah nilai-nilai palsu dengan nilai-nilai palsu yang baru.
Masa sekolah demi masa sekolah berlalu,
merekapun lahir sebagai ekonom-ekonom palsu,
ahli hukum palsu, ahli pertanian palsu, insinyur palsu.
Sebagian menjadi guru, ilmuwan atau seniman palsu.
Dengan gairah tinggi
mereka berhambur ke tengah pembangunan palsu
dengan ekonomi palsu sebagai panglima palsu.
Mereka saksikan ramainya perniagaan palsu dengan komoditi ekspor-impor palsu
yang mengirim dan mendatangkan berbagai barang kelontong kualitas palsu.
Dan bank-bank palsu dengan giat
menawarkan bonus, bunga dan hadiah-hadiah palsu
tapi diam-diam meminjam juga pinjaman dengan ijin dan surat palsu.
Masyarakat pun berniaga dengan uang palsu yang dijamin devisa palsu.
Maka uang-uang asing menggertak dengan kurs palsu
sehingga semua blingsatan dan terperosok krisis
yang meruntuhkan pemerintahan palsu ke dalam nasib buruk palsu.
Lalu orang-orang palsu meneriakkan kegembiraan palsu
dan mendebatkan gagasan-gagasan palsu
di tengah seminar dan dialog-dialog palsu
menyambut tibanya demokrasi palsu
yang berkibar-kibar begitu nyaring dan palsu.
Makanya tidak heran sekarang ini banyak berkeliaran;
Guru2 palsu bersertifikasi palsu,
Ulama palsu, agama palsu, Nabi palsu,
Presiden Palsu, Pemimpin Palsu,
Pengusaha palsu, Hakim palsu, Pengacara palsu,
uang palsu, Aparat palsu,
Pria palsu, Wanita palsu, cinta palsu (20-an VS Belasan tahun),
Istri/Suami palsu (Kawin Kontrak Kali yeeee… ca’ illEEeeh),
Dukun palsu, anak anak palsu,
lengkap dengan negarawan palsu, wakil rakyat palsu dan POLITISI2 palsu
yang berijazah palsu dengan surat keterangan sehat palsu dari dokter2 palsu
berkedok wajah dan gigi palsu yang sudah dimodifikasi oleh designer palsu…
Tapi satu perlu yang anda tahu!!!!
Aq bukan palsu lhooo…
Tapi aq merk n made in Indonesian (Buginese) Asli Coyyyy
Sebagian menjadi guru, ilmuwan atau seniman palsu.
Dengan gairah tinggi
mereka berhambur ke tengah pembangunan palsu
dengan ekonomi palsu sebagai panglima palsu.
Mereka saksikan ramainya perniagaan palsu dengan komoditi ekspor-impor palsu
yang mengirim dan mendatangkan berbagai barang kelontong kualitas palsu.
Dan bank-bank palsu dengan giat
menawarkan bonus, bunga dan hadiah-hadiah palsu
tapi diam-diam meminjam juga pinjaman dengan ijin dan surat palsu.
Masyarakat pun berniaga dengan uang palsu yang dijamin devisa palsu.
Maka uang-uang asing menggertak dengan kurs palsu
sehingga semua blingsatan dan terperosok krisis
yang meruntuhkan pemerintahan palsu ke dalam nasib buruk palsu.
Lalu orang-orang palsu meneriakkan kegembiraan palsu
dan mendebatkan gagasan-gagasan palsu
di tengah seminar dan dialog-dialog palsu
menyambut tibanya demokrasi palsu
yang berkibar-kibar begitu nyaring dan palsu.
Makanya tidak heran sekarang ini banyak berkeliaran;
Guru2 palsu bersertifikasi palsu,
Ulama palsu, agama palsu, Nabi palsu,
Presiden Palsu, Pemimpin Palsu,
Pengusaha palsu, Hakim palsu, Pengacara palsu,
uang palsu, Aparat palsu,
Pria palsu, Wanita palsu, cinta palsu (20-an VS Belasan tahun),
Istri/Suami palsu (Kawin Kontrak Kali yeeee… ca’ illEEeeh),
Dukun palsu, anak anak palsu,
lengkap dengan negarawan palsu, wakil rakyat palsu dan POLITISI2 palsu
yang berijazah palsu dengan surat keterangan sehat palsu dari dokter2 palsu
berkedok wajah dan gigi palsu yang sudah dimodifikasi oleh designer palsu…
Tapi satu perlu yang anda tahu!!!!
Aq bukan palsu lhooo…
Tapi aq merk n made in Indonesian (Buginese) Asli Coyyyy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar