Tugas Mulia
Kita sering beranggapan bahwa
tugas seorang guru hanyalah mengeja huruf dan menghitung angka. Kelihatannya sederhana.
Namun pada praktiknya tidak sederhana. Sebagai orangtua kedua setelah bapak/ibunya dalam perannya mendidik anak, guru mempunyai peran yang sangat besar dalam menumbuh-kembangkan anak didik.
Tidak ada seorang tokoh di dunia
ini yang berhasil tanpa peran serta seorang guru. Dia tidak akan berhasil
menjadi politikus andal, ilmuwan, tentara, dan sebagainya, kecuali sebelumnya
dia belajar banyak dari seorang guru. Bahkan Rasulullah SAW pun mengawali masa
kecilnya dalam bimbingan seorang guru, sekaligus ibu susunya, yaitu Halimatus
Sa’diyah. Halima-lah yang mengajarkan kepada Rasulullah tentang cara bertutur
kata dan bersikap baik.
Suku Sa’ad yang termasuk suku Badui Arab memang terkenal dengan kemurnian bahasanya sehingga keluarga Abu Muthalib mempercayakan pengasuhan Muhammad kecil kepada mereka. Hingga Muhammad menjadi yatim, dewasa dan kemudian diangkat sebagai Rasul, beliau tetap menghormati Halimah, seperti beliau memperlakukan orangtuanya.
Ciri-Ciri Guru yang Kreatif
dan Profesional
Fleksibel
Guru yang tidak kaku, luwes dan
dapat memahami kondisi anak didik, memahami cara belajar mereka, serta mampu
mendekati anak didik melalui berbagai cara sesuai kecerdasar dan potensi
masing-masing anak.
Optimistis
Keyakinan yang tinggi akan
kemampuan pribadi dan keyakinan akan perubahan anak didik ke arah yang lebih
baik melalui proses interaksi guru-murid yang fun akan menumbuhkan
karakter yang sama terhadap anak didik.
Respek
Rasa hormat yang senantiasa
ditumbuhkan di depan anak didik akan dapat memicu dan memacu mereka untuk lebih
cepat tidak sekedar memahami pelajaran, namun juga pemahaman yang menyeluruh
tentang berbagai hal yang dipelajarinya.
Cekatan
Anak-anak berkarakter dinamis,
aktif, eksploratif, ekspresif, kreatif, dan penuh inisiatif. Kondisi ini perlu
diimbangi oleh seorang pendidik sebagai pengajarnya sehingga kita mampu
bertindak sesuai kondisi yang ada.
Humoris
Menjadi guru killer? Anak-anak
mudah takut kepada kita dan tidak mau belajar. Meskipun tidak setiap orang
mempunyai sifat humoris, sifat ini dituntut untuk dimiliki seorang pengajar. Karena
pada umumnya, anak-anak suka sekali dengan proses belajar yang menyenangkan,
termasuk dibumbui dengan humor. Secara tidak langsung hal tersebut dapat
membantu mengaktifkan kinerja otak kanan peserta didik.
Inspiratif
Meskipun ada panduan kurikulum
yang mengharuskan semua peserta didik mengikutinya, guru harus menemukan banyak
ide dari hal-hal baru yang positif di luar kurikulum. Ia dapat membuat anak
didik terinspirasi untuk menemukan hal-hal baru dan lebih memahami
informasi-informasi pengetahuan yang disampaikan gurunya.
Lembut
Di mana pun, guru yang bersikap
kasar, kaku, atau emosional, biasanya mengakibatkan dampak buruk bagi peserta
didiknya, dan sering tidak berhasil dalam proses mengajar kepada peserta didik.
Pengaruh kesabaran, kelembutan, dan rasa kasih sayang akan lebih efektif dalam
proses belajar mengajar dan lebih memudahkan munculnya solusi atas berbagai
masalah yang muncul.
Disiplin
Disiplin tidak hanya soal
ketepatan waktu, tapi mencakup berbagai hal lain. Sehingga guru mampu menjadi
teladan kedisiplinan tanpa harus sering mengatakan tentang pentingnya disiplin.
Contoh disiplin dalam waktu, menyimpan barang, belajar dan sebagainya. Dengan demikian
akan timbul pemahaman yang kuat pada anak didik tentang pentingnya hidup
disiplin.
Responsif
Ciri guru yang profesional antara
lain cepat tanggap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik pada anak
didik, budaya, sosial, ilmu pengetahuan maupun teknologi dan sebagainya.
Empatik
Setiap anak mempunyai karakter
yang berbeda-beda, cara belajar dan proses penerimaan, serta pemahaman terhadap
pelajaran pun berbeda-beda. Oleh karena itu, seorang pendidik dituntut
mempunyai kesabaran lebih dalam memahami keberagaman tersebut, sehingga bisa
lebih memahami kebutuhan-kebutuhan belajar mereka.
Nge-friend
Jangan membuat jarak yang lebar
dengan anak didik hanya karena posisi kita sebagai pendidik. Jika kita dapat
menjadi teman mereka akan menghasilkan emosi yang lebih kuat daripada sekedar
hubungan guru-muri. Sehingga anak-anak akan lebih mudah beradaptasi dalam
menerima pelajaran dan bersosialisasi dengan lingkungannya.
Suka dengan anak
Wajib... Setiap pendidik harus
bisa bergaul dan mendidik anak-anak jika pada dasarnya anda tidak suka
anak-anak. Menyukai anak dan dunia mereka adalah syarat mutlak yang harus
dimiliki oleh setiap pendidik. Karena bagaimanapun, saat kita berada di antara
mereka, bermain dan belajar bersama, kita pun harus ikut menikmati aktivitas
tersebut. Sebab jika tidak, sia-sia saja apa yang telah kita lakukan.
Secara Naluriah, setiap orang menyukai anak-anak. Tetapi, cara agar anak-anak tahu bahwa kita menyukai mereka, tidak semua orang bisa langsung mempraktikkannya dengan mudah. Karena anak-anak perlu tahu sehingga dia merasa aman. “Not only teach, but also touch!” – “Bukan hanya mengajar, melainkan juga menyentuh mereka!”. Kasih sayang dan rasa cintalah yang akan menguatkan hubungan antara guru-murid.
Anak Adalah Amanah
Semua yang ada di dunia ini
adalah milik Allah, termasuk juga anak. Menjaga mereka adalah kewajiban kita
sebagai bentuk pengabdian kepada sang Khalik. Seperti kita menjaga barang yang
dititipkan oleh orang lain, tentu kita akan berhati-hati dan berusaha menjaga
barang yang dititipkan oleh orang lain.
Akan tetapi, kita perlu ingat, bukan berarti karena saking hati-hatinya, kita menjadi otoriter menjaga anak-anak. Kadang ada orangtua yang terlalu sayang pada anak-anaknya, mereka bersikap over protective sehingga anak tidak bisa bersosialisasi dengan lingkungannya. Mereka pun tumbuh menjadi anak yang manja, egois, dan sifat-sifat buruk lainnya. Sebaliknya, pengawasan yang kurang terhadap anak didik juga akan berakibat buruk bagi mereka. Seorang pendidik yang bersikap proporsional dalam menjaga dan mengawasi mereka adalah sala satu kunci sukses dalam mendidik anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar